Wednesday, April 20, 2016

Miris, Ibu dan Anak Ini Tidur Di Pinggir Jembatan Sehabis Memulung

Tipsiana.com - Setiap manusia pasti ingin yang terbaik untuk hidupnya. Kalaupun tak bisa berkesempatan hidup mewah, hidup sederhana dan tenteram bersama keluarga sudah menjadi surga tersendiri bagi kita. Namun nasib sering berkata lain, masih banyak orang-orang tak beruntung di sekitar kita yang harus berjuang keras hanya untuk sekedar mengisi perut ia dan anak-anaknya.

Meski kita hidup di bumi Indonesia yang memiliki undang-undang perlindungan pada orang tak punya, kenyataan di luar sana sering bertolak belakang dengan amanat  UUD '45 pasal 34 ayat 1 yang menyatakan fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.


Serangkaian foto yang diunggah ke Facebook oleh akun  Ferisa Isra menjadi contoh potret buram kemiskinan akut yang terjadi di negeri ini. Dalam foto yang diambil di sekitaran jembatan Denai Kota Medan, terlihat seorang ibu tertidur bersama kedua anaknya di pinggir jembatan dalam keadaan sangat memprihatinkan. Mereka tidur sekenanya tanpa alas apapun. Seorang anak yang belum tidur nampak duduk termenung bertelanjang dada. Tubuh ketiganya tampak kurus kering. Diantara mereka teronggok sebuah karung berisi botol plastik hasil memulung di siang hari.

Menurut Ferisa, foto itu diambil sekitar jam 12 malam. Informasi yang ia dapat dari masyarakat sekitar, ibu tersebut adalah seorang pemulung dan setiap malam mereka selalu tidur di pinggir jembatan Titi Denai. Masih menurut warga, sebenarnya ibu ini memiliki tiga orang anak, namun karena kesulitan ekonomi, seorang lagi yang masih bayi ia berikan ke orang lain untuk diasuh.


Tidak hanya mengalami kondisi fisik yang memprihatinkan, sang ibu tampaknya juga mengalami tekanan psikis berat. Seorang netizen yang juga pernah melihat mereka menceritakan, saat memulung di siang hari bersama dua anaknya, si ibu tampak sering emosi jika anak-anaknya tidak mau ikut memulung. Bahkan ia sering melempar anaknya dengan batu untuk memaksa anak ikut bekerja.


Ada beberapa orang yang ragu pada kondisi kehidupan ibu anak ini, merujuk pada banyak kasus dimana kemiskinan digunakan sebagai modus penipuan. Mereka berpura-pura hidup susah agar dikasihani orang lain dan mengambil untung dari belas kasihan orang, padahal sebenarnya mereka memiliki rumah layak dan malah makan lebih enak dari yang menolong. Namun Ferisa menyakinkan netizen bahwa kondisi keluarga ini memang benar-benar susah. Mereka tidak punya rumah dan setiap menjelang tengah malam selalu tidur di jembatan tersebut.


Netizen berharap pemerintah Kota Medan bisa segera turun tangan untuk membantu keluarga ini. Hidup tanpa sandang, pangan dan papan yang pantas tentu akan sangat buruk bagi perkembangan kedua anak yang masih sangat belia. Mereka punya hak untuk hidup lebih layak dan bila pemerintah masih menjunjung tinggi UUD '45, maka mereka wajib memberikannya.

Sumber dan foto : https://www.facebook.com/ferisa.isra

Tuesday, April 19, 2016

Inilah Para Samurai Terakhir di Tahun 1800-an

Tipsiana.com - Samurai adalah bangsawan militer Jepang yang hidup di abad pertengahan dan awal modern yang begitu melegenda. Keahlian memainkan pedang katana dan karakter diri yang kuat serta penuh kedisiplinan membuat para samurai begitu dikagumi. Para samurai juga memiliki kekuasaan mengendalikan Jepang. Meski kekuasaan tertinggi tetap dipegang Kekasiaran Jepang, tapi secara de facto para panglima peranglah yang berkuasa.

Namun Restorasi Meiji yang dimulai pada tahun 1868 mengambil alih kekuasaan panglima perang Shogun kembali dibawah konsolidasi Kekaisaran Meiji. Restorasi ini membawa banyak perubahan pada wajah Kerajaan Jepang, termasuk mulai masuknya pengaruh barat dalam setiap lini kehidupan tak terkecuali ke dunia militer mereka. Pada tahun 1873, militer Jepang mulai mengadopsi gaya militer barat yang menggunakan senjata api.


Para Samurai yang terkenal, yang cuma 10% dari populasi Jepang namun memiliki kekuasan yang sangat besar, akhirnya mulai tersingkir. Mereka kehilangan hak menjadi satu-satunya tentara kekaisaran. Pada akhirnya, mereka bahkan tidak diperbolehkan membawa pedang katana mereka di depan publik. Katana bagi para samurai telah melekat dengan hidup mereka. Melarang membawa pedang katana sama dengan membunuh jiwa samurai mereka.

Sebelum para Samurai benar-benar menghilang di telan zaman. Fotografi yang mulai dikenal di awal era modern berhasil memotret wajah-wajah para Samurai terakhir. Foto-foto ini dijepret antara tahun 1863 hingga tahun 1900. Inilah para ksatria yang memilih jalan hidup sebagai samurai yang harus tersingkirkan oleh perubahan zaman.












IconSpeak, Kaos Yang Buat Anda Bisa Berkomunikasi Di Negara Manapun

Tipsiana.com - Satu kendala yang sering menjadi momok bagi para pelancong jika ingin bepergian ke berbagai negara adalah kendala bahasa. Untuk negara-negara yang familiar dengan bahasa Inggris tentu bukan masalah, namun bila kita bepergian ke negara yang mayoritas penduduknya tidak paham bahasa Inggris akan membuat komunikasi kita menjadi masalah tersendiri. Miskomunikasi dengan penduduk lokal bisa membuat perjalanan kita sulit dinikmati.

Sebuah kaos inovatif yang disebut IconSpeak mampu menghilangkan batasan bahasa tersebut. Kaos ini bergambar 40 universal ikon yang bisa digunakan sebagai alat komunikasi dengan siapapun, bahkan dengan orang yang bahasanya tidak Anda mengerti sama sekali.


IconSpeak dirancang oleh tiga orang sahabat; George, Steven, dan Florian, yang sering melakukan perjalanan ke daerah pedalaman di penjuru dunia. Mereka pertama kali mencoba berkomunikasi lewat gambar ikon di pedalaman Vietnam yang penduduknya tak bisa berbahasa Inggris. Ternyata komunikasi mereka bisa berjalan lancar dan efektif  dengan hanya menunjukkan kombinasi gambar yang mereka buat di kertas.


Dari pengalaman ini mereka berinisiatif membuat gambar-gambar ikon secara permanen dengan mencetaknya di sebuah kaos. Jadi mereka hanya tinggal menunjuk gambar tertentu di kaos untuk menanyakan sesuatu, dan orang akan segera mengerti.

Mereka lalu mulai menggambar ikon penting apa saja yang dibutuhkan. Akhirnya 40 gambar ikon dicetak di kaos mereka dan lahirlah kaos dengan bahasa universal: IconSpeak. Jadi biar perjalanan Anda makin menyenangkan saat berwisata di ujung dunia, kenakanlah kaos ini kemana-mana.








Sumber: Boredpanda

Monday, April 18, 2016

Cara Mendownload MP3 Gratis di Android


Apa kamu suka mendengarkan musik melalui perangkat androidmu? Jika iya, bagaimana selama ini kamu mendownload dan memindahkan lagunya? Mencari dulu di internet kemudian mendownload dengan komputer lalu masih mindah lagi ke hp? Bener kaya gitu?

Nah, pada kesempatan ini kami ingin berbagi salah satu aplikasi android yang akan memudahkanmu mencari lagu favoritmu dan kamu juga bisa dengan mudah

Kisah Inspiratif Buya Aznan, Dokter Tanpa Papan Nama

Tipsiana.com - Profesi sebagai seorang dokter biasanya dekat dengan kemapanan. Kerja keras dan keahliannya dalam mengobati pasien dengan berbagai penyakit akan berbanding lurus dengan penghasilan yang diterimanya. Semakin tinggi tingkat keahlian sang dokter, akan semakin besar pendapatannya.

Namun steorotip tersebut ternyata tidak selamanya benar. Seorang dokter yang berpraktek di sebuah bangunan tua di Jl. Puri kota Medan mengambil jalan hidup yang berbeda. Di kediamannya tersebut, dokter yang biasa disapa Buya ini membuka praktek tanpa memasang papan nama. Dan yang membuat banyak orang mengaguminya, ternyata ia juga tak memasang tarif pada pasien yang diobatinya.

Padahal Buya bukanlah dokter biasa, sederet gelar akademik menghiasi nama lengkapnya : Prof. Dr. Aznan Lelo, Ph.D., Sp.FK. Ia adalah guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU).
Kredit Foto: Analisadaily
Tak heran, Sedari sore halaman depan tempat praktiknya telah dipenuhi oleh para pasien dari segala lapisan masyarakat. Ada yang mengendarai becak dayung, sepeda motor hingga yang bermobil. Pasien membayar jasa konsultasi dan obat racikan Buya dengan seikhlas hati. Mereka hanya disediakan amplop putih kosong yang kemudian diisi dengan biaya sekehendak pasiennya, tanpa mencantumkan nama pasien. Kalaupun harus menebus obat ke Apotek, ia selalu memberi obat generik yang murah agar bisa terjangkau pasiennya.

Bagi yang sudah pernah menjadi pasien Buya pastinya sudah paham dengan metode pembayaran seikhlasnya tersebut. Namun bagi yang belum pernah tahu, dan malah bertanya berapa tarif yang harus dibayar kepada sang dokter, maka tidak jarang mereka malah ditegur oleh Buya karena dianggap menyinggung idealismenya.

Seorang Kontraktor yang berobat mengendarai mobil APV menyatakan, ia datang ke dr. Aznan bukan karena sang dokter tidak mematok tarif, namun karena tangan dingin sang dokter yang telah menyembuhkan tiga anaknya dari sakit. Metode pengobatan Buya sangat teratur dan bagus dan ia juga ahli meracik obat, sesuai dengan keahlian beliau sebagai ahli Farmakologi.

Yang sedikit mengejutkan dari kehidupan sang dokter mulia ini, ternyata dr. Aznan belum memiliki rumah sendiri. Dalam sebuah wawancara dengan seorang wartawan, ia mengungkapkan bahwa ia  memang tidak pernah mengejar harta duniawi. "Aku yang penting tidak ada hutang, itu saja prinsipku."

"Sampai sekarang tak punya rumah, biar kau tahu. Ini rumah mertuaku, yang ada di kampus USU itu kan rumahnya (milik) USU, Adapun rumah BTN yang dulu kucicil dari RISPA, tak sempat kunikmati karena disewakan," ujar dr. Aznan dengan gaya bicara Medan yang kental.
Kredit Foto: Analisadaily
Prinsip tidak mengejar harta duniawi telah tertanan dalam diri Buya sejak kecil hingga dewasa. "Allah sudah mengatakan bahwa dia itu Arrahman Arrahim (Maha Pengasih dan Maha Penyayang) dan Allah Khairurrazikin (Pemberi rezeki yang paling canggih, paling baik dan tidak ada duanya). Dari kecil sudah disampaikan dan hingga sekarang masuk otakku, masuk di keyakinanku, bahwa langkah, rezeki, pertemuan, maut, hanya Allah yang tahu. Aku tidak tahu Allah itu telah mempersiapkan berapa banyak rezeki samaku dan seberapa untuk kau. Dan aku tidak akan mati, kau juga tidak akan mati sebelum rezeki yang diberi Allah itu kita habiskan," kata Ayah tiga anak ini.


Bagi dr. Aznan, seharusnya profesi dokter tidak boleh menetapkan tarif. "Yang datang ke pengacara itu kan orang meminta nasihat, datang ke guru karena orang mau belajar, datang ke dokter karena orang mau minta pengobatan. Jangan dibilang, eh sudah kau tolong kau, mana duitnya. Itu tidak boleh. Terkecuali karena ilmu kita dia pintar lalu dia kaya, terus dia memberikan sesuatu tidak kita minta, boleh."

"Jadi tiga profesi ini mestinya tak boleh membuat tarif," pungkasnya.

Dengan prinsip tanpa tarif ini membuat pasien Buya setiap harinya membludak, bahkan kadang sampai berjumlah seratusan. Semua ia tangani meski baru selesai hingga dini hari. Menurutnya, dalam satu hari paling sedikit pasien yang datang sebanyak 30 pasien.

Ditanya berapa biasa isi amplop yang diterimanya, Buya menjawab dengan ekspresi datar "ada Rp. 5.000, lima ratus rupiahpun ada, yang kosong juga ada."

Ia tidak pernah merasa sakit hati dengan isi amplop yang diterimanya "Sama siapa aku harus sakit hati? Nggak mungkin. Bisa rupanya kutandai amplop ini dari si anu, ini dari si anu dari begitu banyaknya amplop tadi?" jawabnya sambil tersenyum.

Bagi para dokter yang ingin mengikuti jejaknya. Ia memberi nasihat, "Kalau aku boleh kasih nasihat sama kawan-kawan dokter, jangan tiru aku. Kalau pun mau kan sudah kujelaskan tadi, bahwa harus yakin dulu dengan ke-Islaman. Bahwa Islam itu Rahmatan lil'aalamin."

Semoga makin banyak dokter-dokter muda yang mengikuti jejak mulia beliau. dr. Aznan hingga kini dikenal sebagai dokter dan guru besar yang sangat disegani dan disayangi oleh masyarakat kota Medan.

Sumber : Feriansyah Nasution

Sunday, April 17, 2016

Inilah Duel Dua Traktor Yang Berujung Tawuran Alat Berat

Tipsiana.com - Diduga akibat bersengketa untuk mendapatkan proyek kontrak kerja, dua pekerja alat berat sejenis bakhoe terlibat pertarungan sengit ala film Transformers. Video yang diunggah ke situs liveleak.com ini memperlihatkan pertarungan kelas berat yang sesungguhnya.

Dalam rekaman tersebut tampak dua alat berat berhadap-hadapan dan saling menyerang di sebuah jalan di Tiongkok. Duel tak biasa ini menyebabkan kendaraan yang melintas dijalan tersebut segera menyingkir. Suara gemuruh tumbukan dan gesekan besi alat berat benar-benar membuat pertarungan menjadi menegangkan. Mereka saling serang dan ketika sang lawan tampak mulai terdesak, tiba-tiba sebuah bakhoe lainnya datang membantu.


Pertarungan dua lawan satu tersebut menjadi tak seimbang dan berakhir dengan terjungkalnya traktor yang dikeroyok. Operator alat berat yang terbalik berhasil keluar dengan selamat. Namun ternyata pertarungan bukannya selesai, tak berapa lama beberapa traktor lain ikut bergabung membuat duel tersebut berubah menjadi tawuran alat berat yang mungkin baru pertama kali terjadi di dunia.



Terlepas dari seriusnya masalah ini, komentar para netizen beragam, kebanyakan menyatakan kalau duel ini sangat unik dan tak biasa serta sangat menghibur. Bahkan ada yang mengatakan kalau para pekerja konstruksi tersebut telah menjadi penemu sebuah olahraga baru.

Video versi Youtube (bila video liveleak.com sulit diakses):

Lapak Mau Digusur, Balita Ini Bela Nenek Dengan Tongkat Besi

Tipsiana.com - Saat menghadapi masalah, keluarga adalah satu-satunya orang yang paling bisa diharap untuk bisa membantu. Menolong anggota keluarga adalah sifat dasar manusia, tak peduli berapapun usianya.

Ini terbukti pada seorang nenek asal Tiongkok yang membuka dagangan kaki lima. Ia beruntung mempunyai seorang cucu yang begitu menyayangi dan berusaha melindunginya ketika dalam kesulitan.

Peristiwa ini terekam dalam sebuah video yang menjadi perbincangan hangat di media sosial Tiongkok. Seorang balita tampak sedang membela sang nenek dari Chengguan, sejenis satuan polisi Pamong Praja Tiongkok yang berusaha membongkar lapak dagangan kaki lima si nenek.


Si bocah cilik tersebut berteriak, "Jangan sentuh nenekku! Pergi sana, jangan ganggu nenekku!". Ia berteriak-teriak sambil mengacungkan sebatang pipa besi ke petugas agar mereka pergi. Bukannya pergi menjauh, para petugas Chengguan dan pejalan kaki yang melintas malah tertawa dan mulai merekam aksi berani bocah cilik tersebut.



Akhirnya balita tersebut melemparkan pipa besi tadi ke depan petugas, sebagai batas otoritas milik neneknya yang tak boleh dilewati sambil terus berteriak. Seorang petugas tampak menenangkan si balita dan menyuruhnya duduk agar tenang. Tak dijelaskan apakah dagangan sang nenek tak jadi digusur. Namun ini menjadi pelajaran berharga bagi kita bahwa rasa ingin melindungi pada orang yang dicintai akan mengalahkan ketakutan pada siapapun.

Sumber: People's Daily